PENGERTIAN PENYAKIT ENDEMIK
Endemik adalah suatu keadaan dimana penyakit secara menetap berada dalam
masyarakat pada suatu tempat / populasi tertentu. Epidemik ialah mewabahnya
penyakit dalam komunitas / daerah tertentu dalam jumlah yang melebihi batas
jumlah normal atau yang biasa.Sedangkan pandemik ialah epidemik yang terjadi
dalam daerah yang sangat luas dan mencakup populasi yang banyak di berbagai
daerah / negara di dunia.
Suatu infeksi dikatakan sebagai endemik pada suatu populasi jika infeksi tersebut berlangsung di dalam populasi tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar.
Suatu infeksi penyakit dikatakan sebagai endemik bila setiap orang yang terinfeksi penyakit tersebut menularkannya kepada tepat satu orang lain (secara rata-rata). Bila infeksi tersebut tidak lenyap dan jumlah orang yang terinfeksi tidak bertambah secara eksponsial, suatu infeksi dikatakan berada dalam keadaan tunak endemik (endemic steady state) suatu infeksi yang dimulai sebagai suatu epidemik pada akhirnya akan lenyap atau mencapai tunak endemik, bergantung pada sejumlah faktor termasuk virotensi dan cara penulisan penyakit bersangkutan.
Dalam bahasa percakapan, penyakit endemik sering diartikan sebagai suatu penyakit yang ditemukan pada daerah tertentu, sebagai contoh AIDS sering dikatakan “endemik” di Afrika. Walaupun kasus AIDS di Afrika masih terus meningkat (sehingga tidak dalam keadaan tunak endemik) lebih tepat untuk menyebut kasus AIDS di Afrika sebagai suatu epidemi.
CONTOH PENYAKIT ENDEMIK DI INDONESIA
1.
HIV AIDS
AIDS disebabkan salah satu kelompok virus yang disebuat dengan retroviruses
yang sering disebut dengan HIV. Seseorang yang terkena atau
terinfeksi HIV AIDS sistejm kekebalan tubuhnya akan menurun drastic. Virus
AiDS menyerang sel darah putih khusus yang disebut dengan T-lymphocytes. Tanda
pertama penderita HIV biasanya akan mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu
tergantung daya tahan tubuh. Setelah kondisi membaik orang yang terinfeksi HIV
akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan secara perlahan kekebalan tubuhnya
akan menurun karena serangan demam yang berulang.
v Gejala-gejala penyakit HIV AIDS adalah :
1. Demam tinggi berkepanjangan
2. Penderita akan mengalami napas
pendek, batuk, nyeri dada dan demam
3. Hilangnya nafsu makan, mua dan
muntah
4. Mengalami diare yang kronis
5. Penderita akan kehilangan berat
badan tubuh hingga 10% di bawah normal.
6. Batuk berekepanjangan
7. Infeksi jamur pada mulut dan
kerongkongan
8. Pembengkakan kelenjar getah bening
diseluruh tubuh (dibawah telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha)
9. Kurang ingatan
10.
Sakit kepala
11.
Sulit
berkonsentrasi
12.
Respon
anggota gerak melambat
13.
Sering nyeri
dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki
14.
Mengalami
tensi darah rendah
15.
Reflek
tendon yang kurang
16.
Terjadi
serangan virus cacar air dan cacar api
17.
Infeksi jaringan kulit rambut
18.
Kulit kering dengan bercak-bercak.
v Penularan HIV
AIDS adalah :
1. Hubungan seks
kelamin
2. Hubungan seks oral
3. Hubungan seks melalui anus
4. Transfusi darah
5. Penggunaan jarum bersama (akupuntur,
jarum tattoo, harum tindik).
6. Antara ibu dan bayi selama masa
hamil, kelahiran dan masa menyusui.
v Obat - Obatan Penyakit HIV
AIDS :
1. NRTI (nucleoside
atau nucleotide reverse transcriptase inhibitor)
2. NNRTI (non-nucleoside reverse
transcriptase inhibitor)
3. PI (protease inhibitor) Fusion
Inhibitor
v Cara Mencegahnya adalah dengan
:
1. Jangan melakukan hubungan seksual
diluar nikah
2. Jangan berganti-ganti pasangan
seksual
3. Abstrinensi (tidak melakukan
hubungan seks)
4. Gunakan kondom, terutama untuk
kelompok perilaku resiko tinggi jangan menjadi donor darah
5. Seorang ibu yang didiagnosa positif HIV
sebaiknya jangan hamil.
6. Penggunaan jarum suntik sebaiknya
sekali pakai
2.
Chikungunya
Chikungunya merupakan jenis demam yang disebabkan oleh alphavirus yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti (nyamuk yang juga dapat menularkan penyakit demam berdarah dengue). Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus chikungunya.
Penyakit yang juga dikenal dengan
demam tulang atau flu tulang ini memiliki gejala yang sepertii tubuh yang tiba
– tiba mengalami demam diikuti dengan linu di persendian, serta timbul juga
rasa ngilu dan sakit pada tulang. Gejala yang dialami sedikit mirip dengan
infeksi virus dengue dengan sedikit berbeda pada hal – hal tertentu.
Pada anak kecil dimulai dengan demam
mendadak, kulit kemerahan. Ruam – ruam merah muncul setelah 3 – 5 hari. Mata
pun terlihat merah dan disertai tanda – tanda seperti flu. Sering dijumpai anak
kejang demam. Sedangkan pada anak yang lebih besar, demam diikuti dengan rasa
sakit pada otot dan sendi, serta pembesaran kelenjar getah bening. Pada umumnya
demam yang terjadi pada anak berlangsung selama tiga hari. Dan pada orang
dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan
kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa
mual sampai muntah.
Belum obat khusus untuk menyembuhkan
penyakit chikungunya. Walaupun sama - sama disebabkan oleh virus dan ditularkan
oleh nyamuk Aedes Aegypti, penyakit chikungunya ini berbeda dengan penyakit
demam berdarah dengue karena pada penyakit chikungunya tidak terjadi pendarahan
hebat dan tidak bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini cukup diobati dengan
cara istirahat yang cukup, mengkonsumsi obat demam bila perlu karena sudah
merasa tidak nyaman, serta antisipasi terhadap kejang demam bila terdapat riwayat
kejang pada keluarga. Penyakit chikungunya akan sembuh sendiri dalam kurun
waktu kurang lebih 7 hari sejak merasakan gejala nyeri dan ngilu tulang.
3.
FLU
BURUNG
Virus Flu Burung yang
pada awalnya diketahui hanya bisa menular antar sesama unggas, menciptakan
mutasi baru yang dapat juga menyerang manusia. Mutasi virus ini dapat
menginfeksi manusia yang berkontak langsung dengan sekresi unggas yang telah
terinfeksi. Manusia yang memiliki resiko tinggi tertular adalah anak-anak,
karena memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah, pekerja peternakan unggas,
penjual dan penjamah unggas, serta pemilik unggas peliharaan rumahan.
Tanda gejala flu burung pada manusia biasanya menimbulkan gejala seperti berikut ini :
Tanda gejala flu burung pada manusia biasanya menimbulkan gejala seperti berikut ini :
1. Menderita ISPA.
2. Timbulnya demam tinggi (> 38
derajat Celcius).
3. Batuk, mengeluarkan ingus, nyeri
otot.
4. Sakit tenggorokan yang tiba-tiba.
5. Timbulnya radang paru-paru
(pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan tepat dapat menyebabkan
kematian.
6. Lemas mendadak.
7. Sakit kepala.
Karena
mengingat gejala Flu burung mirip dengan flu biasa, maka tidak ada yang bisa
membedakan flu burung dan flu biasa. Jika ada penderita yang batuk, pilek dan
demam yang tidak kunjung turun, maka disarankan untuk segera mengunjungi dokter
atau pun rumah sakit terdekat untuk menegakkan diagnosa yang sebenarnya sedang
terjadi.
Pemerintah dalam hal ini telah melakukan 8 strategi utama dalam pengendalian virus H5N1 yaitu dengan melakukan :
Pemerintah dalam hal ini telah melakukan 8 strategi utama dalam pengendalian virus H5N1 yaitu dengan melakukan :
§ Biosekuriti.
§ Depopulasi.
§ Surveilans.
§ Vaksinasi.
§ Pengawasan lalu lintas unggas.
§ Restrukturisasi usaha pengunggasan.
§ Kesadaran publik dan penegakan
peraturan.
§
Penerapan
prosedur operasi standar. Dan inipun termasuk dalam langkah pencegahan flu
burung atau pun mencegah wabah flu burung terjadi lagi.
Penyebab flu
burung ini adalah tipe virus Avian Influenza yang paling berbahaya.
Dikenal sebagai penyebab utama flu unggas. H5N1 adalah virus
yang sangat berbahaya. Berdasarkan penelitian para ahli, pasien yang
terjangkiti virus H5N1 hanya memiliki kemungkinan sembuh kurang dari 20 persen.
Meskipun hanya ditularkan lewat unggas, H5N1 merupakan pembunuh yang efektif.
Daya bunuhnya 12 kali lebih dahsyat dibanding sub tipe virus avian
influenza yang lain.
Penanganan dan pengobatan flu burung adalah dengan pemberian obat flu seperti Tamiflu atau jenis lainnya, tapi harus tetap dalam pengawasan dokter atau pihak rumah sakit yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan RI.
Pencegahan flu burung dapat dilakukan dengan beberapa langkah yang perlu kita terapkan dalam mengantisipasi menyebarnya flu burung ini. Tips Untuk Mecegah flu burung dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti berikut ini :
Penanganan dan pengobatan flu burung adalah dengan pemberian obat flu seperti Tamiflu atau jenis lainnya, tapi harus tetap dalam pengawasan dokter atau pihak rumah sakit yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan RI.
Pencegahan flu burung dapat dilakukan dengan beberapa langkah yang perlu kita terapkan dalam mengantisipasi menyebarnya flu burung ini. Tips Untuk Mecegah flu burung dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti berikut ini :
1. Gunakan pelindung (Masker, kacamata
renang, sarung tangan) setiap berhubungan dnegan bahan yang berasal dari
saluran cerna unggas.
2. Setiap hal yang berasal dari saluran
cerna unggas seperti sekresi harus ditanam/dibakar supaya tidak menular kepada
lingkungan sekitar.
3. Cuci alat yang digunakan dalam
peternakan dengan desinfektan.
4. Kandang dan Sekresi unggas tidak
boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.
5. Memasak daging ayam dengan benar
pada suhu 80 derajat dalam 1 menit dan membersihkan telur ayam serta dipanaskan
pada suhu 64 derajat selama 5 menit.
6. Menjaga kebersihan lingkungan dan
diri sendiri.
4. MALARIA
Plasmodium
Protista Eukariotik yang ditularkan oleh nyamuk adalah penyebab utama dari
Penyakit Malaria. Di dalam tubuh manusia parasit ini bersembunyi dan berkembang
biak di dalam hati (liver) kemudian menginfeksi sel darah merah sehingga
menyebabkan gejala seperti demam dan sakit kepala, yang mana pada kasus
yang parah akan megarah ke koma(tidak sarkan diri) dan kematian. Diperkirakan
pada tahun 2009 dari 225 juta kasus malaria di seluruh dunia
781.000 ribu diantaranya berakhir
dengan kematian.Nyamuk dengan Plasmodium ini tersebar luas di belahan dunia
khususnya daerah tropis dan sub-tropis seperti sebagian besar daerah Asia
(khususnya Asia Tenggara), Amerika (khususnya Amerika Selatan) dan Sub-Sahara
Afrika.
Ada empat jenis plasmodium
yaitu plasmodium vivax, plasmadium ovale, malariae plasmodium dan
plasmodium falciparum yang menyebabkan penyakit malaria. Khusus
untuk plasmodium falciparum sering menjurus kepada sakit malaria berat yang
sangat sering menyebabkan kematian (pada tahun 2010 diperkirakan 90% angka
kematian akibat malaria terjadi di Sub-Sahara Afrika dimana plasmodium
falciparum bertanggung jawab atas sebagian besar kasus malaria yang terjadi),
sedangkan tiga jenis plasmodium lainnya adalah penyakit ringan yang sangat
jarang menjurus pada Penyakit Malaria akut. Selain itu adapula plasmodium
knowlesi yang umumnya menyebabkan malaria pada spesies hewan kera tetapi dapat
juga menginfeksi manusia walaupun sangat kecil kemungkinannya.
Diperkirakan
oleh para ahli selama lebih dari 50.000 tahun manusia telah diinfeksi oleh
Penyakit malaria. Menurut rekaman sejarah demam periodik penyakit malaria telah
ditemukan pada tahun 2700 SM di China dan kekaisaran
Romawi, dan rekaman sejarah
abad 19 mencatat bahwa pada perang pasifik diperkirakan sekitar 500.000 tentara
AS terinfeksi, dimana 60.000 diantaranya terbunuh karenanya.
Parasit
malaria yang ditemukan pada jenis hewan mamalia orang utan dan gorila sangat
mirip dengan parasit malaria yang ditemukan pada manusia. Diperkirakan
berdasarkan bukti-bukti terkini bahwa penyakit malaria pada manusia mungkin
berasal dari gorila.
Kata Malaria berasal dari bahasa
Italia “Mala Aria” yang berarti “bad air” atau dalam bahasa Indonesia “udara
buruk”. Penyakit ini pernah juga disebut penyakit demam rawa. Penyakit malaria
pernah mewabah di Eropa dan Amerika Utara walaupun saat ini penyakit ini
semakin jarang ditemukan di belahan dunia tersebut, dikarenakan oleh perubahan
geografi yang telah menyingkirkan rawa rawa tempat sebagian besar nyamuk
penyebar malaria tinggal dan berkembang biak.
5.
TBC
Penyakit
TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap
tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar
140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia
adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.
Survei
prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan
bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan
menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun
2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256
kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.
v
Penyebab Penyakit TBC
Penyakit TBC
adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga
dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali
ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang
jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada
paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
v
Cara Penularan Penyakit TBC
Penyakit TBC
biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak
sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila
sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi
banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah
infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru,
otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain,
meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium
tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan
tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat).
Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan
berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh
sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya
menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat).
Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai
tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada
sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant
sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh
yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel
bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam
paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak).
Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan
sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Meningkatnya
penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan
beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum
optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah
penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi
HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah
kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi
TBC.
v
Gejala Penyakit TBC
Gejala
penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas
terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara
klinik.
Ø Gejala sistemik/umum
1. Demam tidak terlalu tinggi yang
berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.
Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
2. Penurunan nafsu makan dan berat
badan.
3. Batuk-batuk selama lebih dari 3
minggu (dapat disertai dengan darah).
4. Perasaan tidak enak (malaise),
lemah.
Ø Gejala khusus
1. Tergantung dari organ tubuh mana
yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke
paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus
paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
3. Bila mengenai tulang, maka akan
terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk
saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan
nanah.
4. Pada anak-anak dapat mengenai otak
(lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang
selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan
kejang-kejang.
Pada pasien
anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya
kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan
penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif.
Pada anak usia 3 ½ bulan atau 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC
paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan
pemeriksaan serologi/darah.
6.
Diare
Penyakit Diare dapat menjangkit pada
siapa saja. Tidak hanya anak- anak, namun juga pada orang dewasa. Penyebab
terjangkitnya penyakit ini biasanya dikarenakan kurangnya kebersihan akan
lingkungan tempat tinggal yang kita huni. Bila seseorang terkena diare akan
mempunyai masalah pada bagian usus terutama adanya sindrom iritasi di daerah
usus besar hingga anus. Diare sendiri merupakan penyakit dimana seseorang akan
mengalami buang air besar berualang kali dengan keadaan tinja berair
( osmotik / sekretori / eksudatif).
v Penyebab
Pada umumya penebab diare adanya virus yang menyerang dan menginfeksi pada bagian usus. Adapun penyebab yang lain sebagai berikut:
Pada umumya penebab diare adanya virus yang menyerang dan menginfeksi pada bagian usus. Adapun penyebab yang lain sebagai berikut:
1.
Keracunan
makanan, sehingga bakteri menginfeksi usus.
2.
Infeksi yang
terjadi akibat adanya organisme lain yang masuk ke tubuh.
3.
Memakan
makanan yang dapat menganggu pencernaan.
4.
Alergi
makanan.
5.
Alergi
obat-obatan.
6.
Penyakit
yang terjadi pada bagian usus.
7.
Penyalagunaan
alkohol, laksatif dan lain sebagainya.
8.
Diabetes
9.
Dan ganguan
lainya yang menginfeksi bagian usus.
v Gejala
Penderita yang mengalami diare biasanya akan mengalami buang air besar secara terus menerus. Kebanyakan terjadi masalah buang air besar setiap harinya paling sedikit 3 kali dalam waktu satu kali dua puluh empat jam. Kejadian ini akan berulang dan diikuti adanya rasa mulas, muntah, hingga dehidrasi. Dan apapun gejala lain yang dapat timbul berupa rasa nyeri pada bagian punggung dan bunyi perut.
Penanggulangan
- Menjaga keseimbangan elektolit dalam tubuh.
- Perbanyak makan dan minum dengan frekuensi makanan dan minum yang seimbang.
- Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
- Bila telah terjadi diare dapat meminum oralit karena oralit dapat dengan mudah diserap oleh tubuh.
Penderita yang mengalami diare biasanya akan mengalami buang air besar secara terus menerus. Kebanyakan terjadi masalah buang air besar setiap harinya paling sedikit 3 kali dalam waktu satu kali dua puluh empat jam. Kejadian ini akan berulang dan diikuti adanya rasa mulas, muntah, hingga dehidrasi. Dan apapun gejala lain yang dapat timbul berupa rasa nyeri pada bagian punggung dan bunyi perut.
Penanggulangan
- Menjaga keseimbangan elektolit dalam tubuh.
- Perbanyak makan dan minum dengan frekuensi makanan dan minum yang seimbang.
- Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
- Bila telah terjadi diare dapat meminum oralit karena oralit dapat dengan mudah diserap oleh tubuh.
Sumber : Dari Berbagai Sumber
Dibuat Oleh : Haris Sidiq Permana
3 komentar